Puasalah sebaik-baik puasa, puasanya Nabi Daud AS ! Dia berpuasa sehari & berbuka sehari (HR.Bukhari, Muslim)

Selasa, 23 Desember 2014

Kisah Teladan, Seorang Waliyullah Mencintai Kebaikan Walaupun Sebesar Atom

Habib Umar Bin Hafidz:

Para Auliya Allah selalu mencintai kebaikan, meski sekecil atom sekalipun..

Pernah seorang ayah menyuruh anaknya untuk pergi ke pandai besi (haddad) untuk memperbaiki / menajamkan pisau yang akan di gunakan untuk menyembelih hewan korban di Idul Adha,.
Si Anak membawa pisau tsb kepada Waliyullah Al Habib Imam Abdullah Bin Alwi Al Haddad (shohibul Ratib Haddad), dan menjelaskan keinginan nya.
Imam Haddad tahu bahwa anak ini telah keliru datang padanya (karena beliau adalah ulama bukan tukang besi), tapi karena untuk kebaikan, beliau bersedia dan meminta anak itu untuk kembali esok hari.
Imam Haddad meminta bantuan salah satu muridnya untuk pergi membawa dan memperbaiki pisau itu ke pandai besi, sekaligus membayari ongkosnya.
Keesokan harinya anak itu kembali pada Imam Haddad dan mengambil pisau itu, dan imam Haddad menolak tidak menerima bayaran yang di tawarkan anak itu..
Anak itu kembali kepada ayahnya dan memberikan pisaunya serta mengatakan bahwa Al Haddad (pandai besi) menolak menerima bayaran..
Ayahnya heran, pandai besi mana yang tidak bersedia dibayar? Dia adalah Imam Al Haddad yang tinggal di Al Hawi! Jelas anaknya,
Ayahnya kaget sekali mendengar hal ini
"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun,
Aku menyuruhmu ke pasar mencari pandai besi bukan pergi ke seorang Waliyullah!".
Bergegas sang ayah pergi menghadap Imam Al Haddad untuk meminta maaf..
Dan Imam Al Haddad dengan tersenyum mengatakan, "tak mengapa, karena akupun mengharapkan dapat bagian balasan pahala dari hewan kurban yang anda sembelih".

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ ، صَلاةً نَكونُ بِها مَحْبُوبِينَ لَكَ و مَحْبُوبِينَ لَهُ

Kisah Sang Khalifah Diejek Lalat

Khalifah II Dinasti Abbasiyah, Abu Ja’far al-Mansur, hari itu benar-benar sedang jengkel. Seekor lalat terus mendekati wajahnya.


Usaha mengusir si lalat sudah dilakukan, tapi serangga mungil itu seperti justru ingin mengganggu. Terbang, berdenging, hinggap, terbang lagi, hinggap lagi.

Kemarahan sang khalifah memuncak. Bukan saja karena ia adalah seorang raja. Kala itu al-Mansur sedang memulai pertemuan dengan para menterinya.

Bagaimana mungkin makhluk sekelas lalat leluasa menempel di hidungnya, sedangkan para menterinya untuk berjarak semeter saja tak akan berani?

"Thok.. thok.. thok..." Terdengar suara pintu diketuk. Muqatil bin Sulaiman datang telat. Ulama ahli tafsir ini sengaja berkunjung ke istana memenuhi undangan raja. Kepakaran dan kecerdasannya yang membuat Muqatil bersahabat baik dengan khalifah, termasuk berkali-kali menjadi tamu istana.

Melihat kehadiran Muqatil, Khalifah al-Mansur langsung menodongnya dengan sebuah pertanyaan, “Kamu tahu, kenapa Tuhan menciptakan lalat sialan ini?"

Tanpa pikir panjang Muqatil menyahut; "Khalifahku yang mulia, Tuhan sengaja menciptakan lalat-lalat untuk menghinakan orang-orang angkuh dan congkak," demikian diceritakan Abu Hayyan dalam al-Imta wal Muanasah.

Jawaban spontan Muqatil sungguh di luar dugaan sang khalifah. Mulut al-Mansur tiba-tiba terkunci sangat rapat. Tatapannya terhenti. Hening. Tapi isi dadanya berdebar-debar.

Jumat, 19 Desember 2014

Kisah Keajaiban Sholat Tepat Waktu dan Penyayang Burung

Habib Muhammad Bin Abdurrahman Al-Saqqaf.
(Tausiyah di Masjid Regents Park (London) 15 October 2011);


Beliau Bercerita tentang seorang pria di Jeddah, Bahwa Suatu insiden telah terjadi pada seseorang yang menyebabkan satu lengannya putus terpotong. Waktu tiba di rumah sakit, seorang ahli bedah terbaik didatangkan untuk menyambung kembali tangan yang terputus itu, ini termasuk jenis operasi besar dan sulit, karena selain menyambung kembali tulang yang terputus, juga ada banyak pembuluh darah, besar dan kecil yang harus disambung kembali, butuh waktu dan keahlian besar untuk bisa melakukan ini,.

Dokter melakukan operasi, dan ditengah pembedahan tiba tiba pria tsbt tersadar/terbangun dari keadaan terbius / penenang,
Dokter berkata, "aku tak pernah bertemu keadaan yang seperti ini sebelumnya, ini sangat ajaib, Mengapa ketika aku berusaha untuk menyambungkan kembali pembuluh darah / urat saraf Anda, mereka bergabung dan tersambung dengan sendirinya secara sempurna dan cepat ? Bisa anda ceritakan siapa dan amalan apa yang telah anda lakukan?".

Pria itu mulai menangis dan bercerita, "aku bukanlah seorang yang alim, tak banyak ibadah yang aku lakukan selain sholat tepat waktu dan berbakti pada ibuku, aku juga seorang yang mencintai burung, diwaktu senggang aku pergi ke pasar burung membeli dan mencari burung burung yang sakit, membawa pulang, merawat mereka berhari hari hingga minggu, sampai burung itu sembuh dan setelah sembuh, mereka ku biarkan terbang lepas dan bebas, kemudian aku akan ke pasar lagi untuk mencari burung lainnya, begitu seterusnya..".

Dokter mengatakan, "mukjizat yang barusan terjadi di meja operasi terjawab sudah, Alasan di balik keberhasilan operasi tadi adalah perawatan/ cinta kasih yang Anda tunjukkan kepada hewan-hewan itu".
Pria itu berkata,"tadi sewaktu dalam keadaan terbius Aku melihat Nabi [salla Llahu 'alaihi wa alihi wa sallam] datang padaku, tersenyum dan beliau meletakkan tangannya yang diberkati/mulia pada daerah tanganku yang terputus".

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ ، صَلاةً نَكونُ بِها مَحْبُوبِينَ لَكَ و مَحْبُوبِينَ لَهُ

Senin, 24 November 2014

Kisah Teladan Kyai Arwani, Daripada Jadi Pencopet



Kyai Arwani adalah Kyai yang terkenal dengan hafalan Qur'annya. Pesantrennya yang diasuhnya "Yanbu'ul Qur'an" di Kudus menjadi salah satu kiblat para hafidz-hafidzoh di Jawa Tengah.

Suatu hari ketika bepergian, di saat beliau turun dari bus di terminal Terboyo Semarang, Kyai Arwani kecopetan. Entah sudah tahu atau memang pura-pura tidak tahu, Kyai Arwani tidak perduli jika baru saja kecopetan. Santri yang mendampingi dan tahu kejadian kecopetan terkejut, seketika itu pula mereka pada mengejar pencopetnya.

"Copet...! Copet...!" teriaknya sambil mengejar. Suasana menjadi gaduh, serabutan, karena orang lain ikutan mengejar pencopet.

Tapi sayang, pencopetnya terlalu lincah berlari dan tampaknya cukup menguasai medan hingga gagal ditangkap. Para santri pada kecewa dan marah-marah pada pencopet yang sudah raib itu. Berani-beraninya si copet mengganggu sang Kyai, begitu kira-kira pikir mereka. Copetnya pun keterlaluan, tidak lihat-lihat siapa yang akan dijadikan korban. Dan tentu saja, pencopet tidak peduli hal itu. Mungkin yang diingat oleh pencopet adalah uang, uang dan uang. Bagi copet, siapa saja yang pegang uang, uang tetap bernilai uang. Yang juga tak kalah mengherankan adalah Kyai Arwani, tidak perduli dengan apa yang barusan terjadi. Seolah-olah tidak terjadi apa- apa pada dirinya. Tenang-tenang saja, sibuk dengan dzikirnya. Sampai- sampai santrinya harus memberi tahu bahwa Kyai baru saja kehilangan dompet disikat pencopet.

"Kyai, Njenengan baru saja kecopetan!" kata santrinya memberitahu.

"Oh, ya?" jawab Kyai santai.

"Benar, Kyai. Tapi kami gagal menangkapnya! Keterlaluan betul pencopet itu!"

"Alhamdulillah.... Sudahlah kalian tidak perlu ribut-ribut. Saya bersyukur, yang dicopet itu saya!"

"Apa maksudnya Kyai?"

"Syukur....syukur..... Alhamdulillah. Karena saya yang dicopet, bukan saya yang jadi pencopetnya!"

Tentu saja para santri pada bengong mendengar jawaban Kyai.

"Kok bisa begitu Kyai?"

"Sekarang apa jawab kalian jika aku tanya, lebih baik mana, menjadi orang yang dicopet atau menjadi tukang copetnya?" tanya beliau kemudian.

Jawaban Kyai sungguh tak terbantahkan, masuk akal. Nuansa zuhud dan kesufian mengiringi ucapan- ucapan Kyai. Para santri yang menyertai beliau pada geleng-geleng kepala tanda paham dan takjub. Dan para santripun mendapat pelajaran berharga yang belum pernah mereka jumpai dalam teori. Rupanya, dalam musibahpun bisa timbul rasa syukur, seperti yang sudah dicontohkan Kyai Arwani.

-----

Cerita yang mampu membuat kita tersenyum dan juga mendapat banyak hikmah di dalamnya. Subhanallaah... Betapa bersyukur itu tidak hanya ketika kita mendapatkan sesuatu. Namun, seperti yang telah dicontohkan Kyai Arwani di atas bahwa bersyukur pun dapat dilakukan ketika kita kehilangan sesuatu.

Lahul Faatihah...

Kisah Hikmah: Santri vs Tukang Cukur



Diadaptasi dengan perubahan seperlunya dari cerita Habib Novel bin Muhammad Alaydrus

Satu siang, di tempat cukur rambut terjadi obrolan antara si tukang cukur dengan pelanggannya. Kebetulan yang dicukur itu Zaid, seorang alumni sebuah Pesantren ternama.

Kian lama obrolan dua orang itu kian hangat saja.  Dari tema yang mulanya ngalor-ngidul, si tukang cukur yang “abangan” itu membawa obrolan ke masalah seputar akidah.  

“Kalau menurut saya, Tuhan itu tak benar-benar ada ,“ tukang cukur memulai.

“Lho kok bisa mengatakan seperti itu?” Zaid mengejar tanya.

“Ya lihat saja kehidupan ini Mas, banyak orang yang hidupnya nelangsa, penuh masalah, ribet semrawut, bahkan saking beratnya masalah itu ada yang sampai berani bunuh diri. Katanya Tuhan itu maha Pengasih yang bakal menolong setiap hambanya,. Nah buktinya mana?”

Hmm.  Zaid terdiam. Dia tak langsung menjawab. Bukan lantaran tak mampu, tapi Zaid tengah mencari jawaban yang pas buat si tukang cukur. Dia teringat benar pesan Kiainya agar bisa menyampaikan setiap hal sesuai dengan nalar lawan bicaranya.

Hingga berapa lama, Zaid belum juga angkat bicara. Si tukang cukur hampir menyelesaikan tugasnya. Tiba-tiba Zaid melihat seorang tengah duduk di luar tempat cukur rambut. Tampang dan rambut orang itu begitu acak-acakan dan berantakan. Seberkas ide pun mengalir  di kepala Zaid.

“ Nah Pak, kalau Anda mengatakan Tuhan itu tak ada, maka saya katakan tukang cukur itu tak ada.“

“ Lho, gimana sih, wong saya itu ada di sini,” tukang cukur tak mengerti

“Pokoknya, saya yakin kalau tukang cukur itu tak ada,“ Zaid ngeyel.

“Kalau tukang cukur itu ada, lha kok masih ada orang yang rambutnya berantakan,“ jawab Zaid sambil menunjuk seorang tak jauh dari tempat itu.

“Anda ini gimana sih, dia yang di sana itu maksudnya, kalau dia rambutnya berantakan, ya sebab tak mau datang ke tempat ini, coba kalau ke sini, pasti saya rapikan,“ sergah Tukang cukur.

“Nah, seperti itu juga pak, kalau ada orang yang ditumpuk masalah dan hidupnya begitu ribet, bukan lantaran Tuhan itu tak ada, tapi sebab si pemilik masalah itu tak mau datang menghadap Tuhannya, Allah. Coba kalau datang, berserah diri, memohon ampun dan pertolongan, Allah pasti menolongnya,” jawab Zaid mantab.

Sang Tukang cukur pun terdiam seribu bahasa. Skak mat!*

Minggu, 23 November 2014

Perjalanan Ruh Para Pencari Tuhan



Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menuturkan bahwa Nabi Saw. diriwayatkan telah bersabda: “Dalam setiap keahilan khusus, engkau harus mencari bantuan dari ahlinya yang memenuhi syarat.”
Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, “Ibadah adalah keahlian khusus, dan ahli-ahlinya yang memenuhi syarat adalah mereka yang tulus (mukhlishîn) berkenaan dengan pekerjaan mereka, mereka yang berilmu tentang hukum dan yang mempraktikkannya, mereka yang mengucapkan selamat tinggal kepada makhluk-makhluk setelah maʽrifah mereka tentang-Nya, mereka yang lari dari diri mereka sendiri, dari harta dan anak-anak mereka dan dari segala sesuatu selain Tuhan mereka, yang lari dengan kaki hati mereka dan wujud terdalam mereka (asrâr) menuju hadirat Rabb Al-Haqq. Allah SWT telah berfirman:
وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ. [ص: ٤٧ ]
“Dan sesungguhnya mereka di mata Kami termasuk orang-orang pilihan yang paling baik,” (QS Shâd (38) : 47)

Seorang yang beriman tak pernah berhenti merasa takut sampai jaminan kemanan (kitâb al-amân) diberikan kepada wujud terdalamnya (sirr), yang kemudian menyembunyikannya dari hatinya dan tidak membiarkannya menjadi sadar akannya. Tetapi ini hanya diberikan kepada segelintir individu saja.”

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Celakalah engkau, wahai orang yang musyrik terhadap makhluk! Seberapa sering engkau akan mengetuk pintu-pintu yang tak dimiliki rumah-rumahmu sendiri di belakangnya? Seberapa sering engkau akan menempa besi tanpa api (untuk melelehkannya)? Engkau tidak punya akal sehat; engkau tidak punya fakultas nalar; engkau tidak punya kesadaran akan ketertiban dan arah. Celakalah engkau! Mendekatlah kepadaku, dan makanlah makanan yang bukan milikku (tapi milik Allah). Jika engkau pernah mencicipi makanan Sang Pencipta, maka hati dan wujud terdalammu (sirr) pasti akan menghindari makanan makhluk.

Ini adalah sesuatu yang hanya bisa dialami dalam hati di belakang pakaian, bukan oleh daging dan bukan oleh kulit. Tetapi hati ini tidak cocok untuk apa pun selama ia masih terikat kepada makhluk. Keyakinan masih belum pasti selama hati masih mengandung satu zarah pun dari rasa cinta kepada dunia ini. Manakala iman telah menjadi keyakinan, keyakinan telah menjadi maʽrifah dan maʽrifah telah menjadi pengetahuan (‘ilm), maka engkau akan menjadi seorang ahli (jahbadz), demi Allah.

Engkau akan mengambil dari tangan orang-orang kaya dan memberi kepada orang-orang miskin. Engkau akan menjadi pemilik rumah makan, memberikan makanan bergizi dengan tanganmu, hatimu dan wujud terdalammu (sirr). Engkau tak layak mendapat penghormatan sama sekali, wahai munafik, sampai engkau seperti ini. Aduhai engkau! Engkau belum menerima pengajaran dari seorang syaikh yang takwa dan zuhud, yang berilmu dalam syariat Allah.

Aduhai engkau! Engkau menginginkan sesuatu dengan gratis. Itu tidak akan jatuh ke tanganmu. Jika hal-hal duniawi tidak bisa diperoleh tanpa upaya yang keras, bagaimana dengan sesuatu yang berada di hadirat Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung? Di mana engkau berdiri berkenaan dengan mereka yang telah dipuji oleh Allah dengan kata-kata yang tepat dalam kitab-Nya, karena mereka begitu sering beribadah kepada-Nya?

Mengenai mereka Allah SWT berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ الَّيلِ مَا يَهْجَعُونَ. وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ. [الذاريات :١٧ـ١٨]
“Mereka biasa tidur hanya sedikit di malam hari, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampunan,” (QS Adz-Dzariyat [51]:17-18)
Apabila Dia melihat ketulusan (shidq) pengabdian mereka kepada-Nya, maka Dia lalu menunjuk seorang perantara untuk membangunkan mereka dari tempat tidur mereka. Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Saw.: “Allah akan berkata: ‘Wahai Jibril, bangunkanlah si fulan, dan biarkanlah orang lainnya tidur.”
Mengenai manusia-manusia (pilihan Tuhan), manakala langkah-langkah kaki dari hati-hati mereka akhirnya telah membawa mereka kepada Tuhan mereka, maka mereka akan melihat dalam mimpi apa yang tidak pernah mereka lihat dalam keadaan jaga. Hati dan wujud terdalam mereka akan melihat sesuatu yang tidak mereka lihat ketika mereka dalam keadaan bangun.

Mereka telah berpuasa dan shalat, mereka telah menerangi diri rendah mereka dengan mengenakan kepadanya rasa lapar dan kehinaan, dan mereka telah bekerja keras siang dan malam untuk melaksanakan segala macam ibadah, sampai surga menjadi milik mereka. Tetapi setelah ia menjadi milik mereka, kepada mereka akan dikatakan: “Jalan itu bukanlah ini. Ia adalah pencarian kepada yang Maha Benar.” Kerja mereka harus dilakukan dalam ranah hati mereka. Maka apabila kerja itu mencapai-Nya, maka ia akan dikukuhkan dan diotentikkan dalam pandangan-Nya.

Apabila seseorang tahu apa yang dicarinya, maka dia akan menganggap kurang penting energi dan upaya yang dicurahkannya untuk mengabdi dan melayani Tuhannya. Seorang mukmin tidak akan pernah berhenti bekerja keras sampai dia bertemu dengan Tuhannya.
Nabi SAW telah bersabda:
“Apabila seorang manusia mati dan memasuki kuburnya, dan manakala dia sudah ditanyai oleh dua orang malaikat yang bernama Munkar dan Nakir, dan manakala dia telah menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, maka ruhnya akan diizinkan naik kepada Allah dan bersujud di hadapan-Nya, bersama kumpulan malaikat. Dengan demikian ruh-Nya akan berjumpa dengan-Nya, dan untuknya akan dibuka semua yang sebelumnya ditabiri dari penglihatannya. Kemudian ruh itu akan dibawa ke Surga, untuk bergabung dengan ruh-ruh orang-orang yang saleh. Berbagai ruh akan maju ke depan dan mengucapkan selamat datang kepadanya. Mereka akan menanyakan kepadanya tentang situasi dan kondisinya dan tentang urusan-urusan dunia di bawah sana. Maka, ia akan menceritakan kepada mereka segala sesuatu yang diketahuinya. Kemudian mereka akan bertanya kepada ruh yang baru tiba itu: ‘Apa yang dilakukan si fulan?’ dan ruh itu akan menjawab: ‘Dia mati sebelum aku.’ Mendengar jawaban itu, ruh-ruh itu akan berkata: ‘Dia tidak pernah mencapai kami. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang tentunya sudah mengirimnya langsung kepada ibunya, Neraka Hawiyah.”

Kemudian ruh-ruh itu akan ditempatkan di tembolok salah seekor burung hijau yang makan dari tanam-tanaman di surga, dan yang mengungsi ke sebuah lampu yang tergantung di bawah Arasy. 
Sebuah penuturan yang lebih lengkap mengenai burung-burung hijau dari Surga telah diberikan oleh Syaikh Abdul Qâdir dalam kitab Al-Ghuniyah Tharîq al-Haqq, di mana beliau menulis:

“Kami juga tahu bahwa ruh-ruh para syuhada dan semua orang beriman akan ditempatkan di dalam tembolok-tembolok burung-burung hujau, yang terbang bebas di Surga, dan mereka akan mengungsi ke lampu-lampu yang terang benderang di bawah Arasy. Kemudian, manakala tiupan sangkakala yang kedua terdengar, mereka akan kembali bergabung dengan jasad-jasad mereka di bumi, untuk menghadapi hisab dan perhitungan pada Hari Kebangkitan.

Kami mengetahui semua ini dari hadis yang telah sampai kepada kita melalui riwayat Ibn ‘Abbâs r.a., yang menurutnya Rasulullah Saw. pernah berkata: “Manakala saudara-saudaramu (yang beriman) dibunuh oleh seseorang (dari pihak kaum kafir), maka Allah akan menempatkan ruh-ruh mereka di dalam tembolok burung-burung hijau, yang terbang bebas di Surga, dan mereka akan mengungsi ke lampu-lampu yang terbuat dari emas dalam bayang-bayang ‘Arsyi. Kemudian, ketika mereka menemukan kualitas kenikmatan makanan, minuman dan tempat tinggal mereka, mereka akan berkata: ‘Siapa yang akan memberitahukan kepada saudara-saudara kita bahwa kita sebenarnya hidup, menikmati rezeki di Surga, sehingga mereka tidak menghindari jihad, sehingga mereka tidak lari dari peperangan suci?’ Maka Allah (Yang Maha Kuasa dan Maha Agung) akan mengatakan kepada mereka, sebab Dia adalah Yang Maha Benar di antara orang-orang yang berkata (Huwa ashdaqyl qâ’ilîn): ‘Aku akan memberitahu mereka!”

Di sini kita mendapatkan gambaran tentang perjumpaan seperti yang akan dialami oleh kebanyakan orang beriman. Semoga kedamaian Allah dilimpahkan kepada mereka semua, dan juga sambutan selamat datang dari-Nya! Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan mereka! Hidupkanlah kami dengan kehidupan yang mereka jalani, dan matikanlah kami dengan kematian seperti yang mereka alami! Amin.”

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir

Senin, 10 November 2014

Percakapan Allah SWT dan Rasulullah SAW



Bersabda Rasulullah SAW
Berfirman اَللّهُ SWT: Wahai kekasihku bumi, langit,surga,neraka dan seluruh isinya kepunyaan siapa...???
Nabi berkata: Kepunyaan engkau wahai اَللّهُ yg maha mulia

Firman اَللّهُ SWT :Manusia, jin dan Malaikat kepunyaan siapa ya Muhammad... ???
Nabi berkata : Kepunyaan engkau wahai اَللّهُ yg maha mulia

Firman اَللّهُ SWT : Dan engkau kepunyaan siapa ya muhammad
Nabi berkta : Kepunyaan engkau wahai اَللّهُ yg maha mulia

Firman اَللّهُ SWT :
Dan aku kepunyaan siapa ya muhammad.... ???
(Nabipun bersujud) engkau yg memilikiku dan engkau yg mengetahui dirikuu
Maka اَللّهُ SWT berfirman :
Ketahuillah wahai kekasihku, bahwa aku milik orang yg bersholawat kepadamu....

آللّهُمَ صَلّۓِ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ  سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ


Ya Allah :'(

Rabu, 29 Oktober 2014

Kisah Habib Hasan Asy Syathiri, Jangan Marahi, Tapi Rahmati


Habib Hasan bin Abdullah bin Umar asy-Syathiri adalah Pengasuh Rubath Tarim yang sangat terkenal dan dihormati di kota Tarim, Hadhramaut. Suatu ketika, beliau berkunjung ke Singapura dan menginap di salah satu hotel. Ketika murid beliau sedang mengurus check-in, beliau duduk di salah satu sofa yang ada di lobby hotel.

Tiba-tiba duduk di hadapan beliau sepasang kekasih bule. Mereka tak henti-hentinya berciuman dan berpelukan di hadapan sang Habib. Habib Hasan hanya menunduk. Rata-rata orang Hadhramaut tak biasa memandang perempuan yang bukan muhrimnya, apalagi dalam adegan mesra.

Setelah urusan check-in selesai, Habib Hasan dipersilakan oleh murid-muridnya untuk memasuki lift yang akan membawa ke lantai kamar. Tak disangka, kedua kekasih itu ikut masuk ke dalam lift dan meneruskan percumbuannya. Murid-murid Habib Hasan marah dan bermaksud menegur sepasang kekasih tadi karena berbuat yang tidak senonoh di hadapan seorang ulama besar.

Namun Habib Hasan justru melarang murid-muridnya untuk menegur mereka. Beliau tetap menunduk dan kemudian membaca doa. Doa beliau sebagaimana yang masyhur dari Imam Abu Hanifah: "Allahumma kama farihtahuma fiddunya, fafarrihhuma fil akhirat." (Ya Allah, seperti Engkau beri kebahagiaan pada mereka berdua (sepasang kekasih itu) di dunia, bahagiakanlah mereka di akhirat).

Begitulah akhlaq ulama-ulama besar kita. Mereka tidak reaktif dan membabi buta. Rasa kasih sayang didahulukan dari kemarahan. Keinginan Habib Hasan adalah agar keduanya berbahagia di akhirat kelak, seperti kebahagiaan mereka bercumbu dan bercinta di dunia. 

(Sumber cerita: Habib Ismail Fajrie Alatas)

Kisah Habib Luthfi Bin Yahya, Ditantang 10 Dukun Sakti


Pernah suatu ketika, sekitar 10 dukun mendatangi Habib Luthfi Yahya untuk ditantang keilmuannya. Habib Luthfi dengan tegas menolak tantangan tersebut. Beliau balik bertanya: “Untuk apa dan atas dasar apa kamu menantang saya?”

Salah satu dari 10 dukun itu menjawab: “Kami ingin tahu apa kelebihanmu, kok murid-muridmu banyak bahkan ada di mana-mana. Dan apa benar Habib ini wali Allah, kok sampai-sampai banyak yang menyukai dan mencintaimu.”

Habib Luthfi hanya tersenyum mendengar penuturan si dukun itu. Kemudian 10 dukun tersebut mulai komat-kamit tak jelas dan mengambil satu ‘keris legenda’, kata si dukun, lalu diletakkan persis di depan Habib Luthfi. Lantas dukun itu berkata: “Ambillah jika Habib mampu!”

Habib Luthfi pun hanya tersenyum sembari berjalan mengambil sapu lantai dan disapunya keris itu dengan mudahnya tanpa membuang-buang tenaga. Kagetlah 10 dukun itu, gumam mereka: “Kok bisa ya hanya dengan menyapu saja, padahal sudah saya buktikan tidak ada seorang pun yang dapat mengambil keris itu.”

Kemudian Habib Luthfi bin Yahya mencabut bulu rambut yang ada di kepalanya dan meletakkannya persis di depan 10 dukun itu. Beramai-ramailah dukun itu dengan sekuat tenaga mengambil satu helai bulu rambut Habib Luthfi. Tapi apa hendak dikata, tak seorang pun dari mereka yang dapat mengambil bulu rambut itu. Akhirnya 10 dukun itu segera meminta maaf kepada Habib Luthfi dan bahkan bersedia menjadi murid Habib Luthfi sampai saat ini. 

(Diolah dari Pengky Sutarto, yang diceritakan langsung dari abdi dalem).

Makam dirusak, Jasad Sahabat Nabi Zuhair bin Qois RA, tetap Utuh!!


Ini adalah foto Jasad sahabat Zuhair bin Qois RA. yang tetap utuh yang sudah lebih dari 1.400 tahun tertanam di bumi, setelah dibom oleh orang-orang Wahabi di Libya.

Sumber: Majalah Cahaya Nabawy edisi 109

Kisah Kyai Sholeh Darat dan RA Kartini


Seusai salah satu pengajian Tafsir al-Fatihah yang disampaikan Kyai Sholeh Darat yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Demak, seorang gadis usia belasan memberanikan diri menemui sang Kyai. Ia adalah putri Bupati Jepara, salah seorang wanita yang kini menjadi salah satu Pahlawan Nasional karena dianggap telah berjasa memperdayakan perempuan, hingga namanya kini menjadi ikon perjuangan emansipasi wanita di negeri ini. Dialah Ibu Kita Kartini.

“Romo Guru yang mulia!” Kartini membuka maksud. “Selama hidup saya, barulah kali ini ananda sempat mengerti makna surat al-Fatihah, induk al-Qur’an itu. Begitu besar rasa syukur ananda kepada Allah Swt. Namun sayang Romo Guru, ananda tak habis pikir, mengapa selama ini kita belum menerjemahkan al-Qur’an dalam bahasa Jawa? Bukankah al-Qur’an merupakan petunjuk bagi segenap manusia?”
Kartini menarik nafas dalam-dalam. Suasana sunyi. Kyai Sholeh Darat tersenyum mendengar pertanyaan gadis yang terkenal kritis itu. 

“Teruskan anakku!”. Pancing Kyai Sholeh.
“Jadi, hemat saya, orang-orang Jawa seperti saya perlu mengerti dan memahami isi kitab suci itu, terutama melalui jalan Eyang Romo Guru terangkan dalam pengajian tadi. Apalagi Ramanda saya ikut bersyukur atas minat Amanda mendalami al-Qur’an. “
“Baiklah! Apakah ada pertanyaan lagi, wahai anakku?”. Kyai Sholeh masih menangkap gurat kegelisahan pada wajah Kartini.

“Begini Romo Guru. Khusus tentang penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an dalam bahasa Jawa itu, apakah ada syarat-syarat bagi orang yang dianggap cukup sebagai ahli di bidang tersebut?”.

“Sungguh, anakku Kartini!. Tidak sedikit bilangannya. Syarat-syaratnya sungguh berat. Antara lain, orangnya harus menguasai Bahasa Arab yang khas dengan al-Qur’an lengkap dengan nahwu, sharaf, badi’, ma’ani, bayan, balaghah, isti’arah, lengkap dengan keilmuan lainnya”. Terang Kyai Sholeh Darat sambil tersenyum.
“Tapi Romo Guru sudah ahli dan menguasai ilmu-ilmu itu? Maka sekarang ananda mohon sudi kiranya Romo Guru berkenan segera menulis untuk bangsa kita pada umumnya berupa kitab terjemah dan tafsir al-Qur’an dalam Bahasa Jawa. Sebab hal itu akan menjadikan mereka memahami bisikan suci dari kitab tuntunan hidup mereka. Dan Romo Guru akan besar sekali jasanya”.
Mendengar permintaan Kartini, raut wajah Kyai yang berseri itu, seketika tumpah air mata, menangis haru mendengar permintaan gadis aristocrat itu.

Bermula dari dialog di Pendopo Kabupaten Demak itu, setahun berikutnya kitab yang diidam-idamkan Kartini terbit. Judulnya “Faidhurrahman fi Tafsir al-Qur’an”. Kitab karya Kyai Sholeh Darat ini berukuran folio, dicetak pertama kali di Singapura pada tahun 1894. Terdiri dari dua jilid. Kitab ini menjadi referensi pribumi Jawa yang bermukim di tanah Melayu. Bahkan kaum muslimin di Pattani, Tailand selatan juga memakai kitab ini. Ditulis dengan huruf Arab Pegon, kitab tersebut dihadiahkan kepada RA Kartini sebagai kado pernikahannya dengan RM Joyodiningrat yang menjabat sebagai Bupati Rembang.

Kyai Sholeh Darat wafat pada tanggal 28 Ramadlan 1321 H/18 Desember 1903 M. dimakamkan di komplek pemakaman umum Bergota Semarang.

Kisah ini adalah shahih, dinukil oleh Prof. KH. Musa Al-Machfud Yogyakarta, dari Kyai Muhammad Demak, menantu sekaligus staf ahli Kyai Sholeh.

Sumber: Majalah Bulanan AULA Edisi April 2012 hlm. 21 

Senin, 13 Oktober 2014

Tentang Puasa Nabi Daud AS, Puasa Sunnah Yang Paling Disukai Allah SWT



1. KENAPA DISEBUT PUASA DAUD? APAKAH PUASA INI SUNAH NABI MUHAMMAD.SAW?

Jika Anda menghendaki dalil berupa hadits-hadits tentang puasa Daud, silakan Anda mencari sendiri di sumber-sumber lain, jika Anda ragu. Namun secara ringkas, puasa Daud ini merupakan amalan Nabiyallâh Daud.as (dan umatnya), dan diriwayatkan pula, bahwa puasa Daud ini adalah puasa yang PALING DICINTAI ALLÂH. Beliau (nabi Daud.as) berpuasa sehari dan berbuka sehari, terus menerus begitu sepanjang tahun. Nah, lantaran puasa ini merupakan puasa yang, bisa dikatakan paling istimewa, tidak salah apabila Rasulullah.saw memuji dan menyukai puasa Daud ini, dan bahkan dianjurkan bagi siapapun umat Islam, tentu saja bagi mereka yang berminat, kuat dan ikhlas menjalankannya. Jadi jika ada di antara pembaca ingin mengamalkan puasa Daud, silakan, namun jika kondisi tidak memungkinkan Anda melakukan, tidak perlu dipaksakan, karena masih ada puasa-puasa sunah yang lain.

2. APAKAH PUASA DAUD ADA BATAS MINIMALNYA? MISAL, MINIMAL 1 TAHUN ATAU SEMAMPU KITA

Jika kita melihat riwayat dalam hadits, puasa Daud ini disebut oleh Rasulullah.saw untuk mengakomodasi keinginan beberapa sahabat yang ingin melakukan puasa sepanjang tahun. Rasulullah.saw melarang, dan alih-alih memberitahukan satu puasa yang paling mulia dan disukai Allâh yang disebutkan bahwa nilainya setara dengan puasa sepanjang tahun, yakni puasa Daud, puasa sehari dan berbuka sehari. Ditilik dari fakta tersebut, agaknya bisa kita simpulkan, bahwa puasa Daud baiknya dikerjakan oleh mereka yang dalam dirinya berhasrat kuat untuk melakukan amalan puasa hingga akhir hayat. Istilah kasarnya, kalau mau, jangan setengah-setengah, karena tidak pernah ada riwayat pelaku puasa Daud melakukan puasa Daud hanya 1 bulan, atau 6 bulan, atau 1 tahun (kecuali jika sedang dalam taraf latihan).

Tentu, jika melihat pada kondisi-kondisi yang lebih khusus, bisa saja ada seseorang yang melakukan puasa Daud tiba-tiba harus berhenti melakukan puasa Daud karena satu dan lain hal, misalnya karena sakit berkepanjangan. Itu bisa saja, jika Allah sudah berkehendak, dan bisa dimaklumi jika yang bersangkutan tidak lagi bisa meneruskan puasa Daud dalam waktu tertentu.

Namun jika kita mau sejenak membuka mata terhadap sejarah, dan bahkan kalau saya berkaca pada pengalaman diri sendiri, jarang sekali ditemukan kasus orang melakukan amalan puasa secara istiqamah jatuh sakit. Yang ada justru orang berpuasa sehat-sehat, malah di dunia kedokteran, orang-orang sakit dianjurkan berpuasa. Saya sendiri selama melaksanakan puasa Daud malah alhamdulillah jarang sekali jatuh sakit. Dan itu memang fakta ajaib yang tidak bisa dipungkiri, sebab manusia sejak zaman dulu pun telah mengenal puasa sebagai imun dan “penyembuh alami” yang ajaib. Dan kalau berkaca kembali pada pengalaman pribadi, bukannya ingin berhenti, saya malah ketagihan dan ingin terus melaksanakan puasa Daud hingga ajal menjelang. Sebab apa, sebab saya sudah menyadari dan merasakan sendiri, apa manfaat dan khasiat rahasia puasa Daud. Mungkin Anda para pembaca bisa menanyakan hal ini secara personal kepada orang yang kebetulan seorang pelaku puasa Daud.

3. APA MANFAAT PUASA DAUD BAGI DIRI SAYA? LALU BAGAIMANA JIKA BERTEMU HARI SENIN, KAMIS, JUM’AT, SABTU DAN MINGGU? MOHON SEKALI LAGI DIRINGKAS LAGI HAL-HAL SEPUTAR PUASA DAUD.

Jika benar-benar ingin melaksanakan Puasa Daud, atau sering disebut Puasa ala Nabi Daud ini, maka hal yang paling baik di awal adalah tekad dan niat yang sungguh-sungguh. Jika benar kita serius, ingin mengamalkan puasa yang paling baik ini, maka hal-hal lain semestinya tidak perlu lagi dipertanyakan. Mau jatuhnya hari Jum’at, hari Sabtu, hari Senin, hari Kamis, atau terpotong oleh sakit sehari, batal di lain hari, yang paling penting itu adalah terus istiqamah alias konsisten untuk terus melakukan dan melanjutkan puasa Daud. (Tentu saja puasa Daud ini tidak boleh dikerjakan di hari-hari yang diharamkan berpuasa, seperti Hari Raya ‘Idul Fithri, ‘Idul Adha, dst).

Lalu, apakah pelaksanaan puasa Daud ini harus selamanya? Seperti yang sudah saya utarakan, yang penting itu kita konsisten. Mungkin saja di suatu waktu kita sakit satu minggu, nah, setelah sehat, kita lanjutkan lagi puasa Daud tersebut. Dan tentu, idealnya puasa Daud ini dijalankan hingga akhir hayat. Tentu, awalnya terasa berat, karena BELUM TER-BI-A-SA. Tapi jika kita sudah terbiasa, insya Allah, yang ada kita malah ketagihan dan ingin terus menerus melakukannya. Karena apa?

  • Fakta, siapapun yang konsisten melaksanakan puasa Daud, tidak akan pernah mudah sakit. Silakan dibuktikan sendiri, minimal sampai 2 minggu atau 1 bulan saja, dan lihatlah keajaiban yang akan tubuh Anda rasakan. Jadi sebetulnya tak perlu ada kekhawatiran bagi yang akan hendak memulainya karena takut akan jatuh sakit, karena yang ada justru malah sebaliknya, kita menjadi kebal terhadap segala jenis penyakit. Tentunya hal ini bukan sekedar omong kosong, karena saya pun mengalaminya langsung, jadi asli dari pengalaman nyata sendiri. Apa sebabnya? Sebabnya adalah, ketika kita makan (secukupnya) satu hari, lalu keesokan harinya puasa, lalu lusanya berbuka, lalu esoknya lagi puasa, itu menjadikan sistem pencernaan kita menjadi lentur dan kuat, sehingga membuat sirkulasi darah bekerja secara dinamis. Berbeda dengan mereka yang tidak sekalipun puasa, pencernaan terus-terusan dipaksa bekerja dan menjadi tempat sampah makanan, sehingga menjadi biang penyakit pencernaan. Jadi, berbahagialah bagi siapapun yang mengamalkan puasa Daud semasa hidupnya.
  • Hidup Anda akan berubah 180 derajat. Ketika kita sudah terbiasa melakukan puasa Daud, hal-hal sekecil apapun akan terasa nikmat LUAR BIASA bagi diri kita. Karena apa? Karena kita sudah TERBIASA LAPAR. Ketika kita sudah terbiasa lapar, kita jadi tidak lagi merasa takut apabila sewaktu-waktu tidak punya apa-apa, kita jadi kebal dengan hidup, kita menjadi tenang dan tentram. Soal ketenangan hati ini, itu adalah rahmat dan karunia ajaib Allah. Yang jelas, ketika diri kita sudah membiasakan lapar, kita akan menjadi sosok insan yang akan mudah bersyukur dan bahagia, meskipun hanya makan nasi dengan tempe atau ikan asin saja, kita akan merasa bahagia luar biasa. Aneh memang, tapi itulah keajaibannya.
  • Ketika kita sudah membiasakan puasa Daud dan terbiasa lapar, kita akan lebih peka dengan segala jenis makanan. Kita seperti menjadi sebuah detektor, yang mampu mendeteksi, “Oh, makanan ini jelek, makanan ini buruk, makanan ini tidak baik” dan lain sebagainya. Karena apa, karena ketika kita sudah membiasakan puasa Daud, kita akan lebih mencintai perut yang kosong ketimbang perut yang kenyang, dan kita akan benar-benar benci dengan kenyang, karena kita akan sadar, kenyang itu menjadi sumber malapetaka kesehatan tubuh dan diri.
  • Ketika kita sudah membiasakan diri melakukan puasa Daud dan terbiasa lapar, jiwa sosial kita akan lebih peka. Kita akan lebih mudah tersentuh melihat siapapun yang datang meminta-minta, karena apa, karena kita telah merasakan sendiri, betapa lapar itu menyengsarakan. Maka dari itu, lantaran kita sudah terbiasa lapar, kita menjadi sosok yang tidak tega melihat orang lain lapar. Jadilah kita ringan dalam memberi sedekah dan bantuan kepada orang lain. Rahmat dan pahala berlipatlah yang akan kita dapat.

Dan masih banyak lagi. Silakan, bagi yang hendak dan ingin berpuasa Daud, lakukan sekarang juga, atau esok. Semoga mendapat pengalaman dan manfaat yang lebih besar dari apa yang sudah saya kemukakan di atas. Sedangkan bagi yang masih menjalankan Puasa Daud hingga sekarang, tetaplah istiqamah dan konsisten, bahkan kalau perlu ajak orang-orang terdekat, kerabat dan sahabat untuk turut serta melestarikan puasa yang sangat sangat dianjurkan Rasulullah.saw ini.

Dan mohon diingat, puasa Daud ini lebih untuk dan semata untuk Allah saja, jadi jangan sampai kita memberitahukan kepada orang lain kalau kita ini melakukan puasa Daud atau sudah berapa lama kita melakukan puasa Daud. Bukan orang lain yang memberi balasan, tapi Allah, jadi lebih baik dan lebih sempurna apabila kita melakukan puasa Daud ini secara SEMBUNYI-SEMBUNYI, RAHASIA. Cukup dan biar Allah saja yang tahu sudah berapa lama kita melakukan puasa dahsyat ini.


Sejarah dan Kisah Logo Tauhid dalam Khilafah Islam


Kala Islam mulai menyebar begitu pula kebutuhan Nabi (ﷺ) untuk memiliki beberapa bentuk dialog dengan penguasa asing dan raja, ini dilakukan dalam bentuk surat. Nabi (ﷺ) diberitahu bahwa raja-raja asing hanya akan menerima surat yang disegel, sehingga Nabi (ﷺ) membuat cincin perak yang dengannya nabi (ﷺ) menyegel surat. Hal ini dilakukan sekitar tahun ke 7 Hijrah.

Cincin itu terukir dengan tulisan 'Muhammad' di bagian bawah, 'Rasulullah' di tengah dan 'Allāh' di bagian paling atas. Jadi Anda membacanya dari bawah ke atas, hal ini dilakukan sedemikian rupa karena adab, tak akan mungkin nabi untuk menuliskan namanya di atas nama Tuhannya.

Cincin ini kemudian diteruskan dan dikenakan oleh Sayyidina Abu Bakar ketika jadi khalifah, oleh beliau cincin nya dipercayakan untuk di pegang oleh sahabat Mu'ayqīb RA untuk menyimpannya. Dia menjaga cincin atas nama khalifah berturut-turut, hanya ketika mereka membutuhkan untuk menutup surat mereka cincin itu diminta, mesti Kadang mereka akan mengambilnya dari dia dan memakainya untuk barokah. 
Pada satu kesempatan Sayyidina Usman (waktu jadi khalifah) meminjam cincin tsb, dan secara tidak sengaja menjatuhkan dalam sumur Aris, dekat Masjid Qubā' - meskipun Beliau sendiri bersama teman turun kedalam sumur ikut mencari selama tiga hari tiga malam hingga sumur itu kering cincin tsb tetap hilang dan tak pernah di temukan lagi..
ini terjadi pada tahun ke-6 dari kekhalifahan sayyidina Usman bin Affan RA

Banyak ulama besar telah menunjukkan bagaimana setelah hilangnya cincin Nabi (ﷺ) ini paruh kedua pemerintahan kekhalifahan Sayyidina Usman mengalami keguncangan, menandakan era eskalasi parah berupa pengkhianatan dan ketidakharmonisan yang berakhir tragis....

*catatan samping: akhir-akhir ini karena semakin banyak orang telah membuat klaim tidak masuk akal dan seram untuk Khilafah, (contoh,ISIS dan Boko Haram) segel Nabi kembali di terbitkan dan telah menjadi identik dengan hal-hal yang tak pernah dilakukan Nabi (ﷺ).. 
Kemurnian ajaran Nabi kita (ﷺ) telah dicampur dengan vulgar (kasar,cabul, dan tak berakhlak) oleh orang-orang ini; ini adalah mengapa begitu banyak dari ulama kita dari semua sisi telah mengutuk mereka.

اللَّهُمَّ ياربَّ سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ و آلِ سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّ سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ أَنْ تُصَلِّيَ على سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ و أَنْ تُحَبِّبَ إِلَيْنا سيِّدَنا محمَّداً ﷺ و أَنْ تُحَبِّبَنا إِلى سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ و أَنْ تُخَلِّقَنا بِأَخْلاقِ سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ و أَنْ تَرْزُقَنا المُتابِعَةَ لِسيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ و أَنْ تَرْفَعَ الحِجَابَ بَيْنَنا وَبَيْنَ سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ و أَنْ تَجْمَعَ بَيْنَنَا وَبْينَ سيِّدِنا محمَّدٍ ﷺ فِي الأوَّلِ وَالآخِرِ وَالظَّاهِرِ وَالباطِنِ والسِّرِّ والعَلانِيَةِ واليَقَظَةِ والمَنَام والحَيَاةِ والمَمَاتِ فِي الدُّنْيا والآخِرَةِ فِي لُطْفٍ وَعافِيَةٍ

Ya Allah, Tuhan Nabi Muhammad ﷺ dan Tuhan dari keluarga Nabi Muhammad ﷺ Aku memohon Pada Mu dengan hak Nabi Muhammad ﷺ limpahkan Sholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ Cintailah Nabi Muhammad ﷺ dan membuat kami dicintai Nabi Muhammad ﷺ dan untuk memberkati kami dengan akhlak yang mulia dari Nabi Muhammad ﷺ dan memungkinkan kami untuk mengikuti Nabi Muhammad ﷺ dan menghapus tabir antara kami dan Nabi Muhammad saw ﷺ dan membawa kami bersama-sama dengan Guru kami Sayyidina Muhammad ﷺ di awal dan di akhir, lahir dan batin, secara rahasia dan di depan umum, dalam keadaan terjaga dan dalam mimpi kami, dalam hidup dan mati, dalam kehidupan ini dan berikutnya dengan mudah dan kesejahteraan.
Aamiin..Allhumma Aamiin..

(Sholawat yang diajarkan oleh Al Imam Al Habib Ahmad Bin Hasan Al Attas)

dikutip dari FB Habib Adeng Fadaq