Puasalah sebaik-baik puasa, puasanya Nabi Daud AS ! Dia berpuasa sehari & berbuka sehari (HR.Bukhari, Muslim)

Rabu, 18 Maret 2015

Do'a Sang Penghafal Al Qur'an Bangunkan Ayah Koma 15 Tahun



Ketika Asmaa bertanya ke mana ayahnya, aku selalu merahasiakannya. Aku hanya menjawab ayahnya suatu saat nanti akan kembali. Tapi, kini Asmaa sudah berusia 15 tahun. Ia juga sudah hafal Al Qur’an dan terlihat lebih dewasa dari usianya. Maka kuceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Pada 9 Ramadhan tahun 1395 H, mobil Abu Salmaa terbalik saat pulang dari tempat kerja di Timur Saudi menuju Riyadh. Kecelakaan itu begitu hebat hingga membuatnya langsung koma. Ia segera dilarikan ke rumah sakit. Tim dokter spesialis yang menanganinya mengatakan, suamiku mengalami kelumpuhan otak. 95 persen otaknya telah mati.

Aku terus menungguinya. Bulan demi bulan. Tahun demi tahun. Ujian kesetiaan datang, ketika lima tahun berlalu dan suamiku belum juga sadarkan diri. Sebagian orang menyarankan aku menikah lagi dengan didukung oleh rekomendasi seorang Syaikh. “Tidak,” jawabku saat itu. “Selama suamiku belum dikubur, aku akan tetap menjadi istrinya.”

Aku pun kemudian berkonsentrasi untuk mentarbiyah Asmaa, di samping bergantian dengan keluarga menunggui suami di rumah sakit. Aku kemudian memasukkan Asmaa ke sekolah tahfidz hingga jadilah ia hafal Qur’an.

Sejak tahu ayahnya koma di rumah sakit, Asmaa selalu membersamaiku ke sana. Ia mendoakan dan meruqyah ayahnya, ia juga bersedekah untuk ayahnya.

Hingga suatu hari pada tahun 1410, Asmaa meminta ijin menginap di rumah sakit. “Aku ingin menunggui ayah malam ini” pintanya dengan nada mengiba. Aku tak bisa mencegah.

Malam itu, Asmaa duduk di samping ayahnya. Ia membaca surat Al Baqarah di sana. Dan begitu selesai ayat terakhirnya, rasa kantuk menyergapnya. Ia tertidur di dekat ayahnya yang masih koma. Tak berapa lama kemudian, Asmaa terbangun. Ada ketenangan dalam tidur singkatnya itu. lalu, ia pun berwudhu dan menunaikan shalat malam.

Selesai shalat beberapa raka’at, rasa kantuk kembali menyergap Asmaa. Tetapi, kantuk itu segera hilang ketika Asmaa merasa ada suara yang memanggilnya, antara tidur dan terjaga. “Bangunlah… bagaimana mungkin engkau tidur sementara waktu ini adalah waktu mustajab untuk berdoa? Allah tidak akan menolak doa hamba di waktu ini”

Asmaa pun kemudian mengangkat tangannya dan berdoa. “Yaa Rabbi, Yaa Hayyu…Yaa ‘Adziim… Yaa Jabbaar… Yaa Kabiir… Yaa Mut’aal… Yaa Rahmaan… Yaa Rahiim… ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada di bawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya… Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim… sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah… sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh… Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…”

Sebelum Subuh, rasa kantuk datang lagi. Dan Asmaa pun tertidur.

“Siapa engkau, mengapa kau ada di sini?” suara itu membangunkan Asmaa. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari sumber suara. Tak ada orang. Betapa bahagia dirinya, ternyata suara itu adalah suara ayahnya. Ia sadar dari koma panjangnya. Begitu bahagianya Asmaa, ia pun memeluk ayahnya yang masih terbaring. Sang ayah kaget.

“Takutlah kepada Allah. Engkau tidak halal bagiku” kata sang ayah.
“Aku ini putrimu ayah. Aku Asmaa” tak menghiraukan keheranan sang ayah, Asmaa segera menghubungi dokter dan mengatakan apa yang terjadi.

Para dokter yang piket pada pagi itu hanya bisa mengucapkan “masya Allah”. Mereka hampir tak percaya dengan peristiwa menakjubkan ini. Bagaimana mungkin otak yang telah mati kini kembali? Ini benar-benar kekuasaan Allah.

Sementara Abu Asmaa, ia juga heran mengapa dirinya berada di situ. Ketika Asmaa dan ibunya menceritakan bahwa ia telah koma selama tujuh tahun, ia hanya bertasbih dan memuji Allah. “Sungguh Allah Maha Baik. Dialah yang menjaga hamba-hambaNya” simpulnya.

Demikianlah, aku sangat berbahagia dengan keajaiban dari Allah ini. Aku hanya bisa bersyukur kepada Allah yang telah mengokohkan kesetiaanku dan membimbingku untuk mentarbiyah putriku.

Selasa, 10 Maret 2015

Kisah Kasih Sayang Allah SWT, Nabi Musa dan Korah



Jika Anda mampu mencintai seseorang tanpa syarat dan tanpa alasan..
Anda akan dapat mulai memahami bagaimana Allah mengajarkan mencintai tanpa syarat untuk Anda
"Memohonlah Pada Allah segala kebutuhanmu, sekalipun itu hanya sepasang tali sepatu, mintalah..
Sebab jika Allah tidak meringankan hidupmu, tak ada kemudahan yang bisa di raih"..

Sayyidah ‘Ā’isyha RHA
[d 57 or 58H]
al-Tirmidhi., #1326.

Salah satu guru dari Habib Ali, Shaykh Nazim Al Haqqani menggambarkan Kasih Allah Dalam kisah dibawah ini

Musa (alahissalaam) dan Korah

Di antara Bani Israel pada saat hijrah dari Mesir, Korah adalah orang terkaya. Dan Korah membawa sebagian besar kekayaan itu saat hijrah, hingga tiba di Sinai dengan selamat, dan dengan kekayaan yang banyak itu dia mempengaruhi Bani Israil. Sayangnya untuk Korah, ia menggunakan pengaruhnya untuk membangkitkan pemberontakan dan ketidakpuasan dengan kepemimpinan Musa Alaihissalaam. Dalam rangka untuk mendiskreditkan Musa alaihissalaam.. Hingga akhirnya Korah menyuap seorang wanita terhormat untuk mengklaim bahwa Musa telah berzinah dengan dia dan memiliki anak dalam rahimnya adalah anak Musa. 
Karena ia tentu saja tidak bersalah, Musa sangat marah, tetapi ia hanya bisa menyangkal tuduhan itu dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuktikan tuduhan palsu itu. Bagaimana dia bisa memimpin Bani Israil ketika timbul keraguan dalam hati mereka tentang moral dan kebenaran-nya?

Musa berpaling kepada Tuhan, dan berdoa : "Oh Tuhanku, bantulah aku"..
Tuhan menjawab: "Aku telah memberikan Anda kekuatan untuk memerintah Bumi. Anda dapat menggunakannya untuk membela diri sendiri dan membuktikan bahwa anda tidak bersalah kepada Bani Israel ". 
Musa mengumpulkan semua bani israel dan berkata : "Semua yang bersama aku datang ke sisiku dan mereka yang mematuhi Korah tinggal di sisinya". Musa berkata: "Wahai bumi, himpit dan telanlah Korah!"..
Menanggapi perintah ini Bumi menjepit Korah, kakinya (dari telapak, pergelangan hingga mata kaki) tercekal erat oleh bumi. Mendapati kenyataan ini Korah menangis: "wahai sepupu tersayangku Musa, demi kekerabatan kita, mohon maafkan aku!" Tapi Musa sangat marah dan bertekad untuk menghukum Korah untuk semua kejahatannya: "Ya bumi, telanlah korah"

Kemudian Bumi menarik kaki korah sedikit lebih dalam dan korah kembali berteriak kepada Musa memohon pengampunan-dan dimaafkan, hal itu berlangsung sebanyak tujuh puluh kali: Korah meminta maaf dan Musa menolak dan menuntut pembalasan. Hingga Akhirnya bumi telah benar-benar menelan habis Korah. Kemudian Tuhan berfirman pada Musa: 
"Korah memohon pengampunan pada anda tujuh puluh kali, tetapi Anda tidak memiliki belas kasihan baginya dalam hati Anda. Aku bersumpah dengan kebesaran dan kemulianKu, seandainya tadi ia bermohon pada Ku sekali saja, dengan mengatakan: "Oh Tuhanku, aku bertobat, mohon maafkan aku ', Aku akan melepaskannya. Anda tidak memiliki belas kasihan baginya karena Anda tidak menciptakan dia. Aku Pencipta dan Aku miliki rasa kasihani yang tak terbatas bagi hambaku yang mau bertobat".